Framework Marketing Funnel: Definisi, Perkembangan dan Strateginya – Dalam dunia bisnis dan marketing, tentunya kamu cukup paham mengenai marketing funnel. Marketing funnel sendiri merupakan sebuah framework yang menggambarkan sebuah customer journeys atau perjalanan pelanggan setelah mengetahui sebuah model bisnis, pelanggan tersebut umumnya akan diprospek menjadi calon pembeli dan diarahkan dari tahap pembelian ke tahap konversi.
Dengan demikian, marketing funnel sendiri memiliki maksud untuk mengetahui sejauh mana potensi pelanggan Anda dalam tahap marketing. Marketing funnel ini memiliki target kerja yang menyasar kepada calon-calon orang baru atau calon pelanggan yang sebelumnya tak mengetahui tentang model bisnis yang Anda kerjakan. Lalu, calon pembeli tersebut akan diukur sejauh mana dapat bertransformasi menjadi pelanggan potensial selanjutnya. Dengan cara ini, umumnya sebuah perusahaan akan mencetak penjualan sesuai target, memunculkan pelanggan yang setia dan memperkuat brand awareness.
Strategi dalam Marketing Funnel
Ketika melakukan sebuah framework marketing funnel, umumnya ada beberapa strategi yang bisa diterapkan. Namun, hal ini bergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satu teknik atau strategi marketing funnel paling awal atau tradisional yang diterapkan adalah AIDA (Awareness, interest, desire, action). Sesuai namanya, marketing funnel ini sendiri diibaratkan sebuah bentuk diagram berbentuk corong. Konsep ini sendiri mulai diperkenalkan sejak tahun 1900-an.
Baca juga: Apa itu Marketing? Berikut Definisi, Tujuan dan Jenis-Jenisnya
Dalam sistem AIDA sendiri, awareness menjadi salah tahapan awal dimana pelanggan atau calon pembeli menyadari adanya kehadiran sebuah bisnis yang menawarkan solusi potensial untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi. Bentuk permasalahan tersebut bisa berupa barang, layanan atau jasa.
Awareness ini sendiri umumnya disebarkan dalam bentuk informasi yang mudah diperoleh oleh audiens atau calon pembeli. Penyebaran informasi tersebut bisa melalui media komunikasi semacam surat kabar, majalah atau media elektronik modern seperti iklan radio dan televisi. Bisa pula memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram atau TikTok. Dalam fase ini, tujuan utamanya adalah agar calon pelanggan lebih mengenal produk atau model bisnis terlebih dahulu.
Setelah melewati tahap awareness dan pelanggan mulai mengetahui tentang model bisnis kita, proses selanjutnya adalah Interest. Interest ini sendiri adalah ketika seorang calon pembeli mulai tertarik dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pada fase ini, pelanggan akan mulai mencari informasi lebih lanjut mengenai produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Di masa inilah pihak perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai produknya, sekaligus kian membangun rasa ketertarikan calon pembeli.
Usai calon pembeli kian merasa tertarik atau merasa interest terhadap produk jasa tersebut, di masa inilah bisa dikatakan seorang calon pelanggan tersebut mulai memasuki masa desire. Tahapan desire ini sendiri ditandai mulai adanya rasa dari calon pembeli untuk memiliki barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dengan cara membeli atau sejenisnya. Di tahap ini, perusahaan harus dapat meyakinkan calon pembeli untuk memiliki produknya dengan berbagai macam cara. Salah satunya bisa dengan cara promosi.
Tahap terakhir dari fase AIDA ini tentunya adalah action atau aksi. Di tahap ini, calon pembeli tersebut telah terkonversi menjadi seorang pelanggan dalam bisnis kita. Penting bagi sebuah perusahaan tersebut untuk tetap membangun rasa kepercayaan dengan pelanggan agar bisa tetap membeli produk-produk yang dikeluarkan.
Pada sistem AIDA ini sendiri memang menerapkan beberapa langkah yang cukup klasik dalam dunia marketing. Kendati sudah diterapkan selama kurang lebih 100 tahun, akan tetapi sistem AIDA ini masih dianggap cukup cocok untuk dunia marketing modern, termasuk digital marketing.
Baca juga: Jika Tak Memiliki Pembeda, Pasti Banting Harga: Begini Cara Keluar dari Jebakan Banting Harga
Framework Marketing Funnel yang Lazim Digunakan di Era Modern
Jika sistem marketing funnel AIDA sudah muncul sejak tahun 1900-an, di era modern ini ada beberapa marketing funnel yang lebih sederhana yang digunakan dalam kegiatan marketing. Dalam konteks marketing funnel yang lebih sederhana ini, ada istilah yang dikenal dengan nama “TOFU-MOFU-BOFU”. Istilah ini mengacu pada pembagian marketing funnel dari atas atau TOFU (Top of Funnel), tengah atau MOFU (Middle of Funnel) dan bagian bawah atau BOFU (Bottom of Funnel).
Selazimnya sistem AIDA, konsep TOFU-MOFU-BOFU ini juga memiliki beberapa faktor. Faktor yang lazim dimasukkan adalahn awareness, consideration, conversion, activation, loyalty, dan advocacy. Hal ini memiliki kemiripan seperti sistem AIDA yang juga ada faktor awareness. Namun, ada beberapa faktor lain yang menjadi bagian dari marketing funnel tersebut yang turut memberikan dampak bagi perusahaan.
Awareness
Awareness dalam konteks ini sama seperti dalam konsep AIDA sebelumnya. Pelanggan atau calon pembeli akan melihat produk atau model bisnis Anda untuk pertama kalinya. Awareness sendiri masuk ke bagian Top of Funnel atau TOFU karena merupakan awal dari sistem marketing funnel.
Consideration
Dalam tahap ini, pelanggan yang telah mendengar tentang produk atau layanan Anda yang sedang ditawarkan, mereka akan cenderung untuk memiliki rasa ingin mengetahui lebih lanjut mengenai produk tersebut. Hal ini hampir mirip seperti interest yang juga memiliki maksud pelanggan ingin mengetahui info lebih lanjut dari produk tersebut.
Calon pelanggan akan mulai mengingat tentang produk Anda secara tak sadar dan mulai mencari beberapa info lain dari media iklan lainnya. Dalam tahapan ini, tim marketing akan mulai melakukan brand awareness untuk membuat Anda kian tertarik dengan produk yang dihasilkan. Tim marketing ini juga akan membantu Anda untuk membandingkan antara produknya dan produk lain. Tahapan ini sendiri masuk ke dalam MOFU atau Middle of Funnel.
Conversion
Dalam tahapan ini, agent atau sales yang akan mulai bergerak untuk mengurusi prospek konversi pelanggan dalam tahap pembelian. Sistematika pembelian umumnya akan dibuat sesederhana mungkin agar calon pelanggan tidak merasa kesusahan. Namun, yang perlu digarisabawahi di tahapan ini adalah pelanggan belum melakukan pembelian, akan tetapi memastikan pelanggan benar-benar akan melanjutkan perjalannya ke proses transaksi atau pembelian. Tahapan ini masih masuk ke dalam MOFU (Middle of Funnel).
Activation
Tahap ini mulai berlaku di mana calon pembeli benar-benar memutuskan untuk membeli produk atau layanan Anda. Pelanggan tersebut setelah melalui serangkaian customer journeys akan membeli produk Anda. Namun, hal ini memiliki 2 kemungkinan yang bisa terjadi setelah pelanggan melakukan transaksi pembelian. Pertama, pelanggan merasa puas dan bisa kemungkinan membeli produk Anda lagi. Kedua, pelanggan tidak membeli produk Anda lagi karena berbagai faktor. Tahapan ini sendiri masuk ke BOFU (Bottom of Funnel).
Loyalty
Dalam tahapan ini, Anda bisa membuat pelanggan merasa puas terhadap poduk yang telah dibeli dengan melakukan serangkaian cara agar pelanggan tersebut memiliki keinginan untuk membeli produk lagi. Misalnya, produsen akan memberikan serangkaian promo atau bonus. Pada tahapan ini kembali menjadi tugas dari tim pemasaran untuk memastikan para pelanggan merasa puas dengan produk yang kita hasilkan. Anda bisa memanfaatkan beberapa media seperti social media atau email untuk menawarkan produk dan bonus dari barang perusahaan Anda kepada pelanggan tersebut.
Advocacy
Tahapan ini bisa dikategorikan ke dalam BOFU (Bottom of Funnel). Dalam tahap ini, pelanggan Anda akan datang kembali dengan calon pelanggan baru yang dia rekomendasikan terhadap penggunaan produk Anda. Referensi dari “mulut ke mulut” memang menjadi salah satu hal yang cukup dipertimbangkan dalam marketing funnel. Pada tahap ini, Anda bisa kembali mengulangi framework marketing funnel tersebut dari tahap yang paling awal guna meyakinkan calon pembeli.
Nah, itulah beberapa penjelasan singkat dari marketing funnel dan strategi yang menyertainya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.